Meski diakuinya, ada sejumlah awak media yang teridentifikasi positif Covid-19 dan banyak juga perusahaan pers yang terkena imbas secara ekonomi dari virus tersebut, pers tetap menjalankan fungsinya secara profesional dan bertanggung jawab mengikuti kaidah-kaidah jurnalistik.
Hal itu disampaikan Meutya Hafid di Jakarta, Minggu (21/6), saat menjadi pembicara dalam acara webinar bertajuk Diseminasi Informasi di Tengah Pandemi Covid-19.
Meutya Hafid. |
Dalam pemaparannya, seperti dikutip dari cnbcindonesia.com, Meutya Hafid mengatakan pers terus menunjukkan peran pentingnya dalam menyebarkan perkembangan terkait Covid-19 kepada masyarakat luas.
"Pers ini punya peran penting dalam pandemi Covid-19. Mulai dari diseminasi informasi, edukasi kepada masyarakat, hingga perang melawan hoaks," kata mantan jurnalis Metro TV itu.
Politisi perempuan Partai Golkar itu berharap para jurnalis dari berbagai jenis media membuat lebih banyak pemberitaan positif terkait dengan penanganan Covid-19 di berbagai wilayah.
Dengan porsi pemberitaan ke arah yang lebih positif dan banyak dalam hal penanganan Covid-19, hal itu kata Meutya Hafid, akan mampu memberikan dorongan moril kepada setiap individu dalam melakukan kegiatannya di tengah pandemi.
"Sebaliknya, jangan sampai informasi yang diberikan justru membuat masyarakat lebih takut dalam melakukan aktivitas. Jumlahnya berita positif jangan sama 50 persen dengan berita negatif, harus lebih banyak yang positifnya," imbuh dia.
Dalam mendorong hal ini, lanjut Meutya Hafid, pihaknya sudah berkoordinasi secara intensif dengan para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan dunia jurnalistik di dalam negeri. Agar, pemberitaan positif terkait dengan penanganan Covid-19 dapat lebih diutamakan di tengah pandemi.
"Kami berkomitmen dengan Komisi Penyiaran Pusat (KPI) dan Dewan Pers mendukung langkah penanganan Covid-19 dengan tetap memperhatikan kode etik jurnalistik," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari meyakini para wartawan tetap berusaha mendapatkan berita yang berkualitas dan penting di tengah wabah Covid-19.
"Mencari berita dengan keterbatasan gerak adalah tantangan luar biasa. Belum lagi sering sambungan internet demikian buruk, narasumber belum terbiasa atau sulit diwawancarai pakai daring," kata Atal Depari.
Menurut Atal Depari, wartawan selama Covid-19 sudah beradaptasi menggali informasi dengan semua batasan-batasannya.
"Adaptasi yang dilakukan adalah menyangkut redaksi dan usaha. Protokol kesehatan berlaku dalam segala aktivitas jusnalis, mulai dari pencarian bahan, meliput ke lapangan, riset, menulis, dan seterusnya," kata Atal. (***)
Bagikan