Virus Corona. (ist) |
Deep Knowledge Group merilis daftar 100 negara yang dianggap aman dari virus corona Covid-19. Dari daftar tersebut, Swiss dianggap sebagai negara teraman dari pandemi dengan skor kumulatif 752. Sedangkan Indonesia berada di posisi 97 dengan skor 450.
Deep Knowledge adalah konsorsium organisasi komersial dan nirlaba yang aktif dalam investasi sains, penelitian, hingga filantropi. Beberapa cabang usahanya antara lain modal ventura Deep Knowledge Ventures, Longevity Capital, serta Deep Knowledge Analytics.
Dalam menyusun daftar ini, seperti dikutip dari katadata.id, mereka menetapkan skor berdasarkan enam hal yakni efisiensi karantina, manajemen risiko pemerintah, deteksi dan pemantauan, kesiapan fasilitas kesehatan, ketahanan regional, serta kesiapan darurat.
Di bawah Swiss, ada Jerman dengan skor 749. Israel ada di peringkat tiga dengan skor 748. Sedangkan jiran RI yakni Singapura berada di posisi empat sebagai negara teraman.
Di posisi lima ada Jepang dengan poin 738. Tiongkok ada di peringkat tujuh dengan skor kumulatif 717. Adapun Amerika Serikat berada di posisi 58 dan memiliki skor kumulatif 530.
Deep Knowledge beralasan Swiss dan Jerman ada di posisi teratas karena ketahanan ekonomi serta kehati-hatian dalam mengendurkan lockdown. “Serta berbasis ilmu pengetahuan tanpa mengorbankan kesehatan masyarakat,” demikian penjelasan Deep Knowledge dikutip dari Forbes, Rabu (10/6).
Ranking ini sekaligus menempatkan Indonesia berada jauh dari tetangganya di Asia Tenggara. Selain Singapura, ada Vietnam di posisi 20, Malaysia di peringkat 30, Thailand di ranking 47, dan Filipina yang bercokol di ranking 55.
Posisi Indonesia hanya lebih baik dari tetangganya yang lain yaitu Kamboja (98) dan Laos (99). Adapun Negara Karibia yakni Bahama menutup posisi 100 besar.
Mereka memberikan skor 450 kepada Indonesia dalam hal peringkat keamanan. Angka terendah dberikan bagi kesiapan fasilitas kesehatan yakni 45. Sedangkan langkah pemerintah memitigasi risiko diberikan skor 108.
“Peringkat ini menurut kecanggihan yang diprediksi dari upaya negara untuk memantau COVID-19, mengurangi penyebaran infeksi, dan merawat pasien kritis dan non-kritis,” demikian penjelasan Deep Knowledge Group. (***)
Bagikan