Ilustrasi resesi ekonomi. |
Padang, AnalisaKini.id - Dampak pandemi Covid-19 membuat perekonomian sejumlah negara terguncang dan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, di antaranya bahkan sudah resesi. Beberapa negara kini sedang mengalami penurunan signifikan kegiatan ekonomi yang sudah berlangsung bulanan bahkan tahunan.
Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau irama teratur ekspansi dan kontraksi yang terjadi dalam ekonomi suatu negara. Seperti diketahui, ekonomi Singapura telah masuk ke jurang resesi imbas pandemi covid-19, setelah perekonomiannya minus 41,2% di kuartal II-2020 berturut-turut.
Kemudian, Korea Selatan juga alami kontraksi hingga minus 3,3 persen di kuartal kedua. Hal itu merupakan kontraksi tertajam sejak kuartal I 1998 dan jauh lebih dalam dari prediksi di jajak pendapat sekitar 2,3 persen.
Indonesia sendiri seperti disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resmi resesi pada kuartal III-2020. Hal itu menyusul revisi proyeksi yang dilakukan Kementerian Keuangan.
Sri Mulyani mengatakan, pihak Kementerian Keuangan melakukan update proyeksi perekonomian Indonesia untuk tahun 2020 secara keseluruhan menjadi minus 1,7% sampai minus 0,6%.
Tak hanya berdampak bagi perekonomian negara, masalah resesi ekonomi tentunya sangat berdampak bagi masyarakat. Apa dampak yang akan dirasakan masyarakat jika terjadi resesi? Berikut beberapa di antaranya seperti dikutip dari idxchannel.com
1.Banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Dampak yang paling terasa jika terjadi resesi ekonomi yakni banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dimana-mana. Hal ini dapat terjadi karena perlambatan ekonomi yang membuat beberapa perusahaan tutup dan tak lagi beroperasi, serta mengakibatkan turunnya penjualan juga income perusahaan.
2. Instrumen Investasi Terancam
Aktvfitas di pasar keuangan yang dilakukan masyarakat juga bisa ikut terdampak resesi ekonomi. Instrument investasi akan terkena imbas resesi ekonomi karena menurunnya nilai portofolio atau aset perusahaan seperti saham akibat resesi yang terjadi.
Jika terjadi resesi ekonomi, masyarakat harus memanfaatkan penghasilan yang didapat dengan tidak membelanjakan dananya untuk sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan.
Adapun tips yang bisa dilakukan masyarakat untuk meminimalisir dampak dari resesi ekonomi yakni dengan mengamankan aset keuangannya ke instrumen yang memiliki risiko rendah seperti mengalihkan investasi dari sektor keuangan ke emas batangan.
3. Daya Beli Masyarakat Menurun
Dampak lainnya juga mungkin akan dirasakan oleh para pelaku industri khsusnya UMKM. Sebab jika terjadi resesi, daya beli masyarakat akan menurun dan masyarakat lebih memilih untuk menahan keuangan mereka.
Meski deflasi menguntungkan bagi masyarakat, namun itu dapat merusak perekonomian dan dapat menimbulkan banyaknya jumlah pengangguran. Saat ini, sudah banyak para pelaku UMKM yang merasakan dampaknya yakni turunnya daya beli masyarakat terhadap produk mereka yang diakibatkan pandemi Covid-19.
Cara Hadapi Resesi
Berikut ini cara atau strategi dalam menghadapi resesi ekonomi seperti dilansir dari Forbes dan Antara:
1. Kurangi konsumsi belanja dan tanggung jawab memikirkan orang yang dicintai
Sebaiknya mulai dibiaskan mengurangi tingkat konsumsi belanja dengan cara-cara yang masih mungkin dilakukan. Salah satu contoh, bagi anggota keluarga dewasa mengurangi “jatah” makan nasi sebanyak sepertiga dari porsi biasanya, bahkan mengurangi kebiasaan main gim dan surfing internet.
Pemilihan anggaran untuk kebutuhan keluarga yang menjadi prioritas yang telah disiapkan untuk dibeli seperti saat menghadapi kontraksi akibat pandemi.
Hal tersebut di antaranya beras, gas elpiji, mi instan, kecap manis, minyak goreng, bumbu dapur, sabun mandi, sabun cuci baju, shampo, pasti gigi, kuota internet, pulsa telepon, dan kebutuhan prioritas lainya.
Jika Anda seorang tulang punggung keluarga, maka perlu memastikan kehidupan mereka di masa depan. Salah satunya dengan cara memastikan bahwa memiliki asuransi kecacatan dan asuransi jiwa yang memadai. Jika resesi terjadi, sudah terbiasa untuk berhemat dan masih bisa bertahan.
2. Tingkatkan kapasitas dana darurat
Miliki dana darurat atau cadangan mulai dari sekarang. Jangan sampai di kemudian hari kita mengandalkan dari utang ketika kebutuhan darurat harus dikeluarkan.
Jika sudah memiliki dana darurat, perkuatlah kapasitasnya. Semua anggota keluarga harus bisa memastikan kebutuhan kehidupannya tercukupi hingga 3-6 bulan ke depan
3. Meningkatkan penghasilan
Salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan penghasilan harian atau bulanan sebagai antisipasi. Jika sering menghabiskan waktu untuk membaca blog keuangan pribadi atau artikel keuangan pribadi, maka bisa melihat bahwa ada saatnya untuk mengambil pekerjaan sampingan.
Namun jangan mengabaikan aset terpenting yakni pekerjaan yang ada saat ini. Jika dapat meluangkan sedikit waktu lembur dan bekerja keras untuk mendapatkan promosi, itu mungkin cara yang jauh lebih bermanfaat untuk meningkatkan penghasilan.
4. Belanja dari orang terdekat
Dalam situasi yang sulit, sangat memungkinkan kita membutuhkan bantuan dari orang lain. Oleh sebab itu membangun hubungan baik dari orang-orang terdekat seperti tetangga, teman, saudara, kolega dengan memilih berbelanja kepada mereka. Hal ini menjadi salah satu investasi terbaik untuk menjadi bekal yang sangat membantu dalam menghadapi situasi sulit nantinya.
5. Cari pemasukan sampingan
Saat resesi, pendapatan bisa tiba-tiba berkurang. Maka penting mencari pemasukan sampingan untuk mengamankan kemampuan keuangan. Tentu harus kreatif dan inovati dalam hal ini. Cara menemukan pekerjaan sampingan seperti berbisnis keci-kecilan, memiliki sumber pendapatan yang pasif, atau lainnya.
6. Bayar utang bunga tinggi
Membayar utang dengan bunga tinggi sangat penting karena ini mengurangi tekanan arus kas jika Anda mengalami masalah keuangan. Tidak memiliki tagihan kartu kredit dalam jumlah besar setiap bulan akan membantu untuk tetap berada di atas air sampai semuanya beres.
Jika tidak bisa melunasi utang dan hanya mampu melakukan pembayaran minimum pada kartu kredit, saldo dapat membengkak dengan cepat.
7. Terus berinvestasi
Ketika pasar saham jatuh dan semua orang panik, akan tampak berlawanan dengan intuisi untuk terus berinvestasi. Anda harus mengingatkan diri sendiri bahwa secara praktis tidak mungkin mengatur waktu pasar secara efektif.
Sangat diperlukan terus berinvestasi secara teratur. Cara mudah untuk melakukannya adalah dengan mengotomatiskannya sehingga menjadi autopilot.
8. Penuhi kebutuhan pangan dengan budi daya sendiri
Kebutuhan pangan merupakan prioritas bagi setiap orang. Salah satu solusi terhadap pemenuhan pangan keluarga di masa resesi adalah dengan melakukan budidaya tanaman hidroponik dan budikdamber (membudidayakan ikan dalam ember) yang dimulai sejak sekarang.
Berbudidaya hidroponik dan budikdamber menjadi pemenuhan pangan bagi keluarga dan hobi baru yang tidak memakan biaya banyak. Pasalnya, alat dan bahan tersedia dengan harga murah serta memanfaatkan barang bekas. (***)