Jusra Adek diapit para sahabatnya M. Nur Idris dan Dedi Fatria. |
Bukittinggi, AnalisaKini.id-Innalilahiwainailahirojiun. Telah berpulang ke rahmatullah sahabat kita yang baik Bapak Jusra Adek (Anggota DPRD Bukittinggi 2009-2014 dan 2014-2019). Pada Rabu dini hari tadi malam (28/10/2020) di RSUP Bukittinggi setelah menjalani perawatan medis karena sakit diagnosa stroke. Insyaallah Allah Rabu ini Almarhum akan dimakamkan. Rumah duka di Kabun Pulasan (goreng Bukit Apit Angku Basa/Gerbang Simpang Bukit Apit) Bukittinggi.
Alm. Uda Jusra Adek saya kenal pertama kali aktif sebagai kader Partai Golkar Bukittinggi. Kecintaan dan kepeduliannya terhadap masyarakat Bukittinggi jauh sebelum beliau menjadi anggota DPRD Bukittinggi.
Setahu saya beliau salah satu orang yang ikut aksi mogok makan di kantor DPRD Bukittinggi dan Kejaksaan Bukittinggi di Belakang Balok untuk aksi memperjuangkan hak pedagang pasa ateh pasca kebakaran 2017 serta gerakan reformasi di Bukittinggi.
Ketika sama-sama menjadi anggota DPRD Bukittinggi (2009-2014). Alm menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Bukittinggi dari Fraksi Golkar. Secara pribadi saya punya kedekatan secara emosional dengan Alm.
Saya paling suka lihat beliau kalau sedang marah tapi juga suka lihat humornyo walaupun terkesan kasar tapi diakhirinya dengan meminta maaf. Dialah orang yang kalau memarahi kawan ketika salah, tapi beliau pula yang lebih dulu meminta maaf.
Ketika Alm menjadi Wakil Ketua DPRD Bukittinggi, beliau selalu hadir rapat. Sesekali Rachmat Aris ketika itu jadi Ketua DPRD menyerahkan palu pimpinan pada Uda Adek (saya biasa panggil Uda namun orang banyak panggil beliau Inyiak). Biasanya gaya beliau memimpin rapat selalu diselingi canda gurau.
Walau kadang arahnya entah kemana tapi asik juga untuk didengar. Walaupun begitu semua orang serius mendengarkannya, kadang Sekda Yuen Karnova dan Kadis yang hadir senyum-senyum melihatnya tapi tidak berani membantah. Sayalah yang termasuk berani manyolo Uda Adek kalau rapat-rapat, kalau yang lain pasti kena semprotnya. Tapi hebatnya beliau selalu mengakhiri bicara minta maaf kalau ada penyampaiannya yang menyinggung.
Periode dewan 2014-2019, Alm kembali menjadi anggota DPRD Bukittinggi tapi sebagai anggota biasa. Periode kedua itu saya Ketua Komisi I dan Alm anggota Komisi I. Selama menjadi anggota Komisi I saya sudah menganggap Alm itu seperti orang tua, sahabat dan kawan saja. Akrab sekali kami di Komisi I itu seperti; Hj. Bundo Nursyida, uda Asri Bakar, Bang Farale Sijabat, Inyiak Dedi Fatria dan Ustad Syaiful Effendi.
Kemana-mana kami selalu bersama. Dibanding periode pertama maka periode kedua ini terasa Alm tidak setageh dulu mungkin faktor umur dan beliau sering mengalami sakit.
Kalau Alm sakit dan kami dinas luar daerah, maka Bang Farale Sijabat yang sering bersama mendampingi, kemana-mana selalu bersama termasuk Uda Asri Bakar. Tapi kami Komisi I kala itu selalu menginap satu hotel dan kemana juga sama. Maka banyak kawan dewan komisi lain agak cemburu melihatnya.
Ada yang hebat pada Uda Adek ini. Kalau saya sedang berdua dan tak ada teman yang lain. Uda Adek itu kalau memberikan saran atau nasehat merinding mendengarnya. Maaf kata yang keluar itu seperti bicara tokoh politik kadang sepert ustad. Mungkin karena beliau sering ditemui dalam suasana ramai sehingg beliau banyak bercanda. Jarang bertemu beliau dalam keseriusan.
Saya tahu Alm Uda Adek sayang sama saya, walau kadang kala terasa menyebalkan. Saya ingat ketika beliau jadi Wakil Ketua DPRD referensi beliau memimpin dan mengambil keputusan banyak bertanya kepada saya dahulu. Kalau saya mengusul sesuatu pasti beliau dukung.
Ketika orang akan memilih Ketua Komisi I, beliau yang menyatakan langsung mendukung dan mengajak yang lain memilih saya. Walau ujung-ujung beliau memberikan saran dan nasehat serta kritik yang keras.
Kenangan bersama beliau bagi teman yang lain pasti punya kenangan tersendiri. Terakhir saya bertemu Uda Jusra Adek ketika acara penyerahan pokir Anggota DPRD Bukittinggi (2014-2019) berupa hibah untuk pembangunan masjid Tabligiyah Garegeh sekitar Agustus lalu. Saat itu hadir Bapak Walikota Ramlan Nurnatias dan sahabat saya Dedi Fatria. Kami bertiga sama-sama memberikan pokir anggota DPRD Bukittinggi untuk Masjid Tabligiyah.
Acara di Masjid Tabligiyah Garegeh inilah jadi perjumpaan saya terakhir dengan Alm. Jusra Adek dan ini pula terakhir bagi saya mendengar gaya bicara dan canda Uda Adek ketika memberikan sambutan di depan umum, termasuk bertemu ketika datang acara itu.
Ketika acara di masjid itu kelihatan Uda Adek gagah pakai jas biru baju putih. Tak kelihatan dia sedang sakit atau merasakan sakit. Saya sempat mampagarahkan beliau dengan memberikan payung ketika beliau turun mimbar setelah memberikan kata sambutan. "Apak dikau, angku kecekan sakik den" garah beliau terakhir buat saya.
Membicarakan Uda Jusra Adek tak akan habis-habisnya. Belum sempat saya membezuk beliau sedang sakit di RSUP pagi subuh tadi Rabu (28/10/2020) dapat kabar dari WA, orang saya kenal dan sayangi itu telah tiada meninggalkan saya dan kita semua selama-lamanya.
Innalilahiwainailahirojiun. Selamat jalan Uda Jusra Adek yang baik. Maafkan kalau saya ada salah sama Uda. Insyaallah saya lebih dahulu memaafkan Uda. Saya dan kami berdoa semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan salah Uda Adek. Menerima segala amal kebaikan dan ibadah yang telah dilakukan. Dilapangankan kuburnya dan selalu diterangin kuburnya. Sementara istri dan anak Uda serta keluarga ahli bait diberikan kesabaran dan ketabahan. Kami berdoa dan yakin Insyaallah Alm. Uda Jusra meninggal dalam husnul khotimah. Aamin Yarabal Alamin.
Simawang, 28 Okt 2020, Jam 05.30 Wib
(M. Nur Idris)