M. Lutfi. |
Padang, AnalisaKini.id-Sore tadi, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan perombakan atau reshuffle kabinet di Istana Negara, Selasa (22/12/2020). Ini merupakan perombakan pertama pada periode kedua kepemimpinan Jokowi.
Ada enam nama yang masuk kabinet Indonesia Maju untuk menggantikan pejabat lama, salah satunya adalah M. Lutfi yang ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.
M. Lutfi adalah putra berdarah Minang yang pernah mengisi pos Menteri Perdagangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu, 12 Februari 2014 menggantikan Gita Wirjawan yang mundur pada 31 Januari 2014 lalu. Bahkan sebelumnya juga sebagai Kepala BKPM dan Dubes Indonesia di Jepang.Sebelum diumumkan sebagai Menteri Perdagangan, Lutfi adalah Dubes RI untuk Amerika Serikat yang diangkat Jokowi pada Senin 14 September 2020.
Siapa M. Lutfi?
Muhammad Lutfi lahir di Jakarta pada 16 Agustus 1969 dari pasangan Firdaus Wadjdi dan Suhartini yang berasal dari Kuraitaji, Pariaman, Sumatera Barat. Lutfi merupakan sarjana lulusan Purdue University, Indiana, Amerika Serikat (AS).
Setelah lulus dari AS, Ayah Lutfi justru menginginkan anaknya menjadi pegawai negeri. Sebagaimana latar belakang ayahnya yang tradisional dan religius, keinginan seperti itu wajar. Karena bagaimanapun juga profesi pegawai negeri adalah profesi yang aman di mata banyak orang.
Namun Lutfi berpikir lain. Menurut pendapat dia adalah rugi bila latar belakang pendidikannya dari luar negeri hanya mendapat imbalan yang pas-pasan sesuai gaji pegawai negeri.
Karena itu dia langsung memutuskan bekerja di perusahaan swasta. Tapi, Lutfi merasa bekerja di perusahaan swasta tersebut masih belum sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu, Lutfi pun keluar dan memulai wirausaha.
Lutfi mengembangkan usaha bersama Erick Thohir, Wishnu Wardhana, dan Harry Zulnardy. Mereka mendirikan Mahaka Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, keuangan, dan media. Di perusahaan tersebut Lutfi menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO.
Pada usia 29 tahun, dia menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia untuk Jakarta Yang Lebih Baik (Hipmi Jaya periode 1998-2001, dan kemudian menjadi Ketua Nasional Hipmi pada periode 2001-2004.
Memasuki 2005, dia terlibat dalam Tim sukses Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (SBY-Kalla), yang kala itu sukses memenangi pemilu. Dia diangkat oleh SBY untuk menduduki posisi pejabat setingkat menteri, yakni Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, dan dia menjadi orang termuda yang pernah menjabat posisi tersebut.
Pada periode 2008, Muhammad Lutfi diakui sebagai seorang pemimpin muda yang berpengaruh oleh the World Economic Forum’s Young Global Leaders. Dia juga merupakan salah seorang pendiri Masyarakat Ekonomi Syariah.
Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menghadiri deklarasi dukungan alumni Universitas Andalas berbagai angkatan untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin, Ahad (27/1/2019). Deklarasi digelar di Gedung Joang 45, Jakarta.
"Bicara Unand ini urusan orang Minangkabau. Saya Luthfi 49 tahun ayah dari Pariaman, saat 45 tahun sudah pensiun sebagai Kepala BKPM, Dubes Jepang, dan Mendag merasa berdosa karena sampai hari ini Sumbar belum baik. Saya mohon maaf," kata Lutfi saat acara deklarasi tersebut.
Lebih lanjut, Lutfi yang menjabat Mendag periode Februari sampai Oktober 2014 itu menyatakan, dirinya ditugaskan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai tim ahli.
"Sebagai tim ahli saya banyak buka angka, kemarin saya bicara Indonesia adalah negara yang sedang bergegas. Jokowi-Jusuf Kalla tahun 2018 berhasil membawa di kelas menengah yang kuat ekonomi nomor 16 dengan rata-rata penghasilan perkapita 4.035 dolar AS. Permasalahannya harus ada terobosan baru karena kita harus capai 12 ribu dolar AS untuk menjadi negara yang maju," tuturnya.
Kini, M. Lutfi kembali ke "kandang lamanya" setelah sekitar 6 tahun ditinggal. Selamat bertugas. (***)