Jakarta, AnalisaKini.id- Malang melintang di Komando Pasukan Khusus alias Kopassus, jenderal bintang tiga ini sekarang bergelar doktor. Gelar akademik tersebut diberikan atas dedikasi, pengabdian dan jasa-jasanya selama bertugas.
Jenderal tersebut tak lain Letjen TNI Doni Monardo yang dianugerahi doktor honoris causa dari Institut Pertanian Bogor. Pemberian gelar tertuang dalam keputusan senat akademik Institut Pertanian Bogor Nomor 21/IT3.SA/PT/2020.
Pembacaan surat keputusan senat akademik IPB tentang penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Doni Monardo dilakukan Sekretaris Senat Akademik IPB, Muhammad Syukur. Dalam kesempatan itu, Doni menyampaikan pidato ilmiah berjudul Model Tata Kelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Doni menceritakan pengalaman bertahun-tahun terlatih di hutan sehingga membuatnya mengenali berbagai macam tanaman. Karena itu, dia berkomitmen melestarikan alam.
"Bertahun-tahun berlatih di hutan dan penugasan operasi militer di beberapa daerah, membuat saya mengenali banyak jenis tanaman. Sehingga saya berkomitmen untuk menanam merawat dan melestarikan tanaman di manapun saya berada,” kata Doni seperti dikutip dari inews.id.
Tentara kelahiran Cimahi ini juga menceritakan ketika pertama kali memberikan pengarahan kepada staf di Makodam III/Siliwangi. Dirinya menyampaikan tentang nama besar “Siliwangi” di berbagai palagan penugasan, baik di dalam maupun luar negeri.
Sayang jika nama besar itu hilang karena masyarakat saat ini tidak peduli atas persoalan yang ada di depan mata, yaitu Citarum. Sungai ini pernah mendapat predikat sebagai sungai terkotor di dunia.
Menurut Doni, salah satu 8 Wajib TNI, memuat isi: “Menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya”. Terkait itu dirinya juga mengingatkan seragam yang dikenakan prajurit Siliwangi, ada simbol Harimau atau Maung.
“Jangan sampai karena kita tidak berbuat sesuatu, Maung Siliwangi berubah menjadi Meong Siliwangi,” katanya.
Doni merupakan salah satu sosok cemerlang di TNI. Lulus dari Akademi Militer 1985, anak prajurit TNI ini ditempa di Korps Baret Merah.
Selama 1986-1998 alumni SMA Negeri 1 Padang ini bertugas di Kopassus. Di pasukan elite TNI AD dia diterjunkan ke berbagai medan operasi dan instansi, mulai Timor Timur hingga Aceh.
Kariernya terus melesat dan makin berwarna. Doni antara lain menjabat sebagai Waasops Danpaspampres (2004-2006), Danbrigif Linud 3/Tri Budi Mahasakti (2006-2008), Dan Grup A Paspampres (2008-2010) dan dipromosikan sebagai Danrem 061/Surya Kencana (2010-2011).
Dia kembali ke ‘rumah lamanya’ dengan menjabat sebagai Wadanjen Kopassus pada 2011-2012. Tak lama dia dipromosikan sebagai Danpaspampres pada 2012-2014. Dari pasukan pengawal presiden itu, dia kembali ke Cijantung. Kali ini menjadi orang nomor satu alias Danjen Kopassus pada 2014-2015.
Sempat menjabat Sesjen Wantannas, Doni dipercaya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Dapat disebut, dia kini merupakan sosok terdepan dalam penanganan bencana di Indonesia. Tak hanya bencana alam, namun juga non-alam yakni menanggulangi pandemi Covid-19.
1986 sampai dengan 1998. Selama di Kopassus dia pernah ditugaskan ke Timor Timur, Aceh dan daerah lainnya.(***)