Wagub Audy Joinaldy bersama Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet. (humas). |
Tuapejat, AnalisaKini.id - Wisata bahari Kepulauan Mentawai sungguh menakjubkan dan luar biasa. Mentawai merupakan satu-satunya kabupaten kepulauan yang ada di Sumatera Barat. Alamnya indah mempesona, dengan suasana alam yang masih alami. Pasir putih dan air laut bening membiru di setiap pulau-pulau.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy di sela-sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rabu (24/3/2021).
Wagub Sumbar juga katakan soal penanganan wabah Covid-19, Kepulauan Mentawai dalam 6 bulan terakhir selalu mencatatkan skor terbaik dalam penanganan Covid-19.
"Ini sesuatu pantas kita apresiasi kepada Pemkab Kepulauan Mentawai, yang sangat konsisten menerapkan prorokol kesehatan dengan ketat. Hal ini terbukti, sejak awal masa pandemi, Kepulauan Mentawai tidak pernah berada pada zonasi Oranye, namun selalu berada pada zonasi kuning,” ungkap Audy Joinaldy.
Bahkan sampai sekarang, pada minggu ke- 54 masa pandemi Covid-19, belum ada warga Mentawai yang meninggal dunia akibat terinfeksi covid-19.
"Artinya, Mentawai patut dijadikan contoh bagi daerah lain dalam penanganan penyebaran dan pemutusan mata rantai Covid-19. Karena itu Kepulauan Mentawai aman dikunjungi dengan mengikuti protokol keehatan," ujarnya.
Audy juga mengatakan, wisata kepulauan Mentawai aman dikunjungi oleh wisata mancanegara dan wisata domestik nusantara.
"Dengan alam tropis yang menyegarkan dan mempesona alami ini memberikan rasa liburan yang asik dan menyenangkan. Dan Kepulauan Mentawai amat dekat dan mudah untuk dikunjungi ada tranportasi yang setiap hari Padang - Mentawai dan Mentawai - Padang hanya butuh waktu 3,5 jam dengan Mentawai Fast. Ayo ke wisata Kepulauan Mentawai sensasi alam yang menyenangkan," ajaknya.
Saat ini, sebut Audy, sedang berjalan pengerjaan pembangunan Bandara Rokot di Tuapejat sebagai kelengkatan trasportasi udara dimana akan selesai pada akhir 2022. Ada jalan Trans Mentawai saat ini sepanjang 18 km di Siberut. Dan beberapa perencanaan pengembangan fasilitasi infrastrukturnya.
Sementara itu Kepala Kantor Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Rokot Rudi Pitoyo, mengatakan, pembanguan fisik pembangunan Bandara Rokot telah mencapai 35 persen.
"Adapun pengerjaan pembangunan Bandara Rokot yang memiliki area lebih kurang 43 ha, fasilitas udara, landasan pacu (runway) deminsi 1.500 meter X 30 meter, landasan hubung (Taxway( 75 meter X 15 meter. Landasan parkir 78 meter X 70 meter dengan rencana pesawat Atr 500.500, " ujarnya.
Rudi menambahkan, pembangunan fasilitas darat, terminal 40 meter X 4025 meter dan penumpang per tahun 53.831 orang. Pekerjaan pembangunan bandara Rokot ini yang menggunakan dana APBN di mulai 14 Dember 2019. (***)