Andri Yulika. |
Padang, Analisakini.id-Andri Yulika, Staf Ahli Walikota Padang adalah salah satu calon Sekdaprov yang masuk delapan besar. Mereka yang delapan orang itu, sudah mengikuti seleksi uji kompetensi yang melibatkan Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Tes kesehatan, psikologis dan bebas narkoba juga sudah di RSUP Dr. M. Djamil. Loloskah Andri?
Mengacu kepada hasil seleksi pada tahapan penyusunan makalah yang diikuti 11 pejabat, dan tiga pejabat gugur, Andri berada di urutan ketiga yang lolos setelah Hansastri (Kepala Bappeda Sumbar) dan Adib Alfikri (Kepala Dinas Pendidikan Sumbar).
Mengacu ke hasil seleksi penyusunan makalah ini, Andri Yulika meraih nilai nomor tiga tinggi. Sebab pada pengumuman seleksi sebelumnya darI 15 pelamar menjadi 11 pelamar, pengumumannya berdasarkan abjad, tapi kali ini tidak.
Tapi itu saja tidak cukup, karena hasil tes kompetensi yang dilakukan oleh BKN penting. Begitu juga tes kesehatan dan psikologis, juga penting. Belum lagi saat tes wawancara oleh tim Panitia Seleksi (Pansel) Sekdaprov Sumbar yang diketuai Hamdani dan beranggotakan 6 akademisi Unand, UNP dan UIN.
Bagaimana peluang Andri? Susah ditebak. Soalnya, dari bisik-bisik tetangga Andri Yulika termasuk 'tangan kanan' dan orang kepercayaan Mahyeldi. Saat Mahyeldi menjadi Walikota Padang, Andri sudah dua kali duduk di jabatan eselon II dan terakhir adalah Kepala Inspektorat. Di jabatan sangat penting dan ada 'rahasia' ini lazimnya dipegang oleh orang kepercayaan kepala daerah.
Anggapan itu kian mengkristal saat Mahyeldi resmi menjadi Gubernur Sumbar. Yaitu, saat Andri yang masuk menjabat Kepala Inspektorat Padang, dipercaya Gubernur Sumbar masuk ke dalam tim penyusunan RPJMD Sumbar 2016-2021 dan tim percepatan Sumbar madani.
Andri dan Medi Iswandi (Kepala Bappeda Padang) masuk tim ini, sempat menimbulkan pertanyaan besar publik. Kenapa pejabat Pemko Padang masuk dua orang, sementara dari kabupaten/kota lain tidak ada. Pejabat provinsi juga tidak ada.
Terlepas dari sikap pro kontra itu dan itu adalah hal lumrah, tapi sikap itu juga memperlihatkan baik Andri maupun Medi Iswandi adalah orang dekat Mahyeldi.
Andri dan Medi pun digeser oleh Walikota Padang Hendri Septa menjadi staf ahli. Bukan maksud apa-apa, semata-mata agar mandat yang diberikan oleh Gubernur Mahyeldi maksimal dilakoni. Itu kabar tersiar di Pemko Padang.
Dengan kedudukan Andri, kelahiran 26 Oktober 1972 yang sekarang sebagai staf ahli Walikota Padang dan kepangkatan baru IV c, tentu akan terjadi persaingan ketat dalam perebutan kursi Sekdaprov. Apalagi tiga pejabat Pemko Padang yang ikut seleksi calon Sekdaprov, dua gugur dalam seleksi pembuatan makalah yaitu Amasrul (Sekdako Padang) dan Medi Iswandi (staf ahli walikota Padang), tentu Andri lebih giat dan sungguh-sungguh ikuti tes selanjutnya.
Namun merujuk kepada pemilihan Sekdaprov sebelum-sebelumnya yang diajukan Gubernur kepada Presiden adalah pejabat yang sedang menduduki jabatan eselon II a. Dengan kata lain Sekda kabupaten/kota atau Asisten, kepala dinas/badan di lingkungan Pemprov yang masuk tiga besar calon Sekdaprov.
Topi hal ini tidaklah harga mati. Tunggu saja pengumuman hasl tes kompetensi dan tes kesehatan dalam minggu depan. "Sabar ya, nanti dikabari hasilnya. Yang jelas, bisa semua calon (delapan orang) lulus dan bisa juga ada yang tidak lolos," kata Ketua Pansel Sekdaprov Sumbar, Hamdani. (effendi).