Padang, Analisakini.id-Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) adalah seorang anggota polisi Republik Indonesia, yaitu Kaharudin Datuak Rangkayo Basa. Dia menjadi Gubernur Sumbar pertama (1958-1965), setelah provinsi Sumatera Tengah kemudian dimekarkan berdasarkan Undang-undang Darurat Republik Indonesia nomor 19 tahun 1957.
Sebelum diangkat menjadi Gubernur Sumbar, putra kelahiran Maninjau, Kabupaten Agam, pada 17 Januari 1906 ini, adalah Kepala Kepolisian Sumatera Tengah dengan pangkat terakhir Komisaris Besar Polisi.
Dalam berbagai referensi dan literatur yang ditulis sejarawan, wartawan dan pihak lainnya, disebutkan Kaharudin Datuk Rangkayo Basa, tamatan Opleidings School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) (Sekolah Pangreh-praja) di Fort de Kock (Bukittinggi) dan istrinya Mariah yang dinikahinya dalam tahun 1926 yaitu tamatan Hollandsch Inlandsche School (HIS) (SD 7 tahun) di Sigli Aceh.
Dalam perjalanan kariernya dia pernah mendiami posisi mulai dari Asisten Demang, Asisten Wedana Polisi, Kepala Polisi Padang Luar Kota, Kepala Polisi Keresidenan Riau, Kepala Polisi Kota Padang, Kepala Polisi Provinsi Sumatera Tengah dan Gubernur Kepala Kawasan Tingkat I Sumatera Barat.
Pada masa kariernya menjadi Gubernur di Sumatera Barat, dia mengalami tekanan berat atas munculnya PRRI, satu sisi sebagai wakil untuk perpanjangan tangan pemerintah pusat di kawasan dan disisi lain sebagai pemimpin pada kawasan wilayah yang warganya bergejolak atas ketidak-puasan kepada pemerintah pusat.
Tidak saja itu, masih dari referensi yang ada, disebutkan pula Kaharuddin Datuak Rangkayo Basa yang kini namanya diabadikan menjadi nama gedung serbaguna Polda Sumbar di Jalan H. Juanda, Padang, memiliki tiga anak. Benar, ketiga anak Kaharudin yang disebut itu, tokoh dan dikenal semua.
Yaitu Adrin Kahar, Djohari Kahar dan Amrin Kahar. Dalam pencarian mesin google, ketiga tokoh tersebut gampang mencarinya. Adrin termasuk pejuang kemerdekaan, politisi dan tokoh pendidik sekaligus salah seorang pendiri Universitas Bung Hatta (UBH).
Begitu pula Djohari Kahar, juga dikenal seorang politisi hebat dan tokoh pendidik. Djohari belum lama ini meninggal dunia, Minggu (12/9/2021) dan dimakamkan di TPU Tunggul Hitam.
Pun Amrin Kahar, dikenal pula sebagai ahli pertanian dan politisi. Dia pernah dipercaya sebagai Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dirjen TPH) Departemen Pertanian Republik Indonesia tahun 1994-1997 dan sebagai anggot DPR periode 1997-1999.
Amrin setamat SMA, ingin masuk Akademi Militer Nasional atau Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian mengikuti jejak sang ayah. Akan tetapi, orang tuanya melarang. Akhirnya kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kemudian, mendapatkan beasiswa ke Jepang hingga menamatkan pendidikan tingginya di Jurusan Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Kochi University, Jepang.
Dalam pencarian mesin google, terdata pula, Adrian anak pertama, Djohari anak kedua dan Amrin anak ketiga sang gubernur, Kaharudin Datuak Rangkayo Basa. Tapi benarkah fakta itu?
Salah seorang cucu Kaharuddin Datuak Rangkayo Basa, Bambang Jaya menyebut, anak sang gubernur, bukanlah bertiga melainkan lima orang. "Dua perempuan dan tiga laki-laki. Ibu saya yang tertua," kata Bambang Jaya.
Pensiunan Kementerian Pertanian ini (ikuti jejak sang paman, Amrin Kahar), menyebutkan, anak pertama sang gubernur bernama Mariati Kahar.
Anak kedua, Adrin Kahar Sutan Gampo Alam, lalu Djohari Kahar Datuk Bagindo dan diikuti Reno Gadis serta si bungsu Amrin Kahar Mantari Radjo.
"Mungkin yang perempuan kurang terdata dan tidak dikenal. Kebetulan adik ibu yang laki-laki menjadi orang hebat di Sumbar sehingga lebih dikenal.
Begitu pula adik ibu saya yang perempuan, Reno Gadis. Tidak apa-apalah. Tapi, kalau disebut anak Gubernur Sumbar pertama tiga orang, ini yang perlu kami luruskan," terang Bambang.
Bambang juga menyebut dari lima bersaudara itu, lahir 21 anak sehingga jumlah cucu sang Gubernur Sumbar pertama sebanyak 21 orang. "Cucu pertama adalah Siti Ainul, kakak tertua saya," sebut Bambang.
Bambang sendiri empat bersaudara, tertua Siti Ainul Zamrul, lalu Ainul Nurul Rahimasari, Dewi Nirda dan Bambang paling bungsu dari pasangan Mariati Kahar (ibu)-Muhammad Samin (ayah).
"Kalau dari semua cucu, saya di urutan keenam," tambah Bambang Jaya yang seangkatan kuliah di Fakultas Pertanian Unand dengan Prof. Musliar Kasim (mantan Wamendiknas).
Bambang pun merinci 21 cucu Gubernur Sumbar pertama. Empat cucu dari anak pertama, Mariati Kahar. Kemudian anak dari Adrin Kahar (anak kedua Gubernur Sumbar pertama) ada tiga orang yaitu Rinati Adrin, Rika Martiwi dan Rizman Febrian.
Sedangkan cucu dari anak ketiga sang gubernur, Djohari Kahar ada empat orang, Dinna Fimariyanti, Harry Fidrian (alm), Tri Multini (almh) dan Fidri Alnardy.
Cucu dari anak keempat, Reno Gadis yang bersuamikan Nasir Sutan Mudo ada tujuh orang, yaitu Aswil Nasir, Medira Feriyanti (alm), Rini Jandriati, Nita Yulinda, Lusi Meira,Iswal Nasir dan Alwis Nasir. Sedangkan dari anak bungsu sang gubernur, Amrin Kahar terlahir tiga anak masing-masing, Reffy Febrida, Ria dan Risa.
"21 cucu, tidak ada yang mengikuti jejak sang kakek menjadi polisi. Tapi tak disangka-sangka, lima diantaranya kuliah di Fakultas Pertanian Unand (FPUA)," sebutnya.
Mereka adalah Bambang sendiri yang masuk FPUA pada 1978 bersamaan dengan supupunya Rini Jandriati. Jejak Bambang dan Rini diikuti oleh adik sepupu lainnya, Lusi Meira (1982). Lalu diikuti oleh dua anak paman Bambang Jaya, yaitu anak Djohari Kahar masing-masing Tri Multini (1983) dan Fidri Alnardy (1985). (effendi)