Gunung Merapi muntahkan awan panas (Foto: BPPTKG) |
Yogyakarta, Analisakini.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Sleman DIY, Magelang, Boyolai dan Klaten Jawa Tengah (Jateng) hingga Rabu sore (1/9/2021) masih terus berlangsung. Yakni berupa awan panas guguran atau yang biasa \disebut wedus gembel.
Awan panas terjadi pada pukul 18.26 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 55 mm dan durasi 173 detik. Cuaca berkabut, estimasi jarak luncur 2.300 m ke arah barat daya.
Sebelumnya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) juga mencatat pada pukul 10.13 WIB juga menyemburkan awan panas. Awan panas itu terjadi di seismogram dengan amplitudo 42 mm dan durasi 195 detik. Jarak luncur 2.500 m ke arah barat daya, tinggi kolom 600 meter arah ke barat.
Paska awan panas guguran, dilaporkan beberapa wilayah Magelang diguyur hujan abu. Meliputi Desa Dukun, Krinjing, Ngargomulyo, Kalibening, Keningar, Sewukan, Paten, Banyudonodan Ngadipuro, kecamatan Dukun.
Kemudian Desa Bojong, Ambartawang dan Bumirejo, Kecamatan Mungkin. Desa Sawangan, Krogowang, Kapuhan, Gondowangi dan Mangunsari, kecamatan Sawangan. Desa Tamanagung dan Gondosuli, kecamatan Muntilan serta Desa Sidomulyo dan Salaman, kecamatan Salaman.
BPPTKG juga mencatat pada periode pukul 06.00 WIB-18.00 WIB Merapi mengeluarkan lava pijar lima kali dengan jarak luncur maksimum 1500 meter ke barat daya..Lava pijar ini terjadi pada periode pukul 00.00 WIB-06.00 WIB.
Gempa guguran sebanyak 175 kali, gempa hembusan 114 kali, low frekuensi 10 kali, gempa fase banyak atau hybrid dan gempa vulkanik dangkal masng-masing satu kali.
“Aktivitas vulkanik Gunung Merpai masih cukup tonggi, berupa aktivtas erupsi erfusif. Status aktivitas ditetapkan dalam level III atau tingat siaga,” terang kepala BPPTKG Hanik Humaida seperti dikutip dari okezone,com.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro. Lalu sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” paparnya.
Selain itu penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. . Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi. (***)