Profesor Asrinaldi. |
Padang, Analisakini.id-Namanya tidaklah asing di Sumatera Barat (Sumbar). Mungkin juga di kancah nasional. Soalnya dia kerap menjadi narasumber di berbagai seminar dan diskusi soal politik. Pemikiran dan pendapatnya kerap menjadi referensi.
Dia adalah Asrinaldi, dosen ilmu politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (Unand). Terhitung sejak 1 Oktober 2022 lalu, putra kelahiran 13 September 1973 ini resmi menyandang gelar profesor atau guru besar.
Gelar profesor yang disandang tak sembarang pula. Bergengsi. Yaitu Profesor politik. Boleh dikata, Asrinaldi lah profesor politik pertama di Sumbar. Jumlah profesor sendiri di Sumbar ratusan orang jumlahnya. Sejarah "perpolitikan" terukir di Sumbar yang dikenal melahirkan banyak tokoh politik nasional.
Nama Asrinaldi memang akrab di telinga masyarakat Sumbar. Maklum sering tampil menjadi pembicara dalam isu politik. Dia juga penulis buku dan ulasan/komentarnya kerap menghiasi media massa Sumbar. Jadi tak hanya sebatas sebagai narasumber oleh wartawan, juga jago menulis.
Kapasitasnya yang mumpuni di bidang politik kerap pula dia dipercaya menjadi panitia seleksi (pansel) calon anggota KPU dan lembaga yang berkaitan dengan urusan politik. "Dijalani saja dengan baik dan profesional,"kata Wakil Dekan III FISIP Unand periode 2012-2016 ini.
Asrinaldi yang sebelum jadi profesor, kerap disapa dengan sebutan Doktor politik. Kesehariannya adalah dosen di FISIP Unand yang mengajar ilmu politik. Penguasaan ilmu politik ini mengantarkannya dia sebagai pengamat, peneliti bidang politik. Singkat kata, tiada hari soal politik baginya.
Sebagai dosen ilmu politik yang juga dituntut menulis dan meneliti, Asrinaldi sudah banyak menulis buku soal politik. Dinamika politik daerah dan nasional, sepertinya sudah hafal betul oleh dosen yang keseharian tampil sederhana ini.
Dilihat dari jenjang pendidikan yang dia ukir, Asrinaldi bukanlah sarjana politik. Putra asal Pesisir Selatan yang lahir dan besar di Kota Solok ini, menamatkan S1 Administrasi Negara di Universitas Riau (1992-1997).
Barulah saat melanjutkan studi pascasarjana (S2), Asrinaldi mengambil ilmu politik di Universitas Gadjah Mada (1998-2000). Tamat dari UGM, diterima menjadi dosen tetap di Unand pada Desember 2000.
Hobi dunia politik membawanya untuk melanjutkan sekolah Doktornya (S3), dengan mengambil Ilmu Politik di Universiti Kebangsaan Malaysia (2006-2011). Ia menulis disertasi doktoral berjudul Politik kekuasaan pusat dan impaknya ke atas demokrasi lokal di Sumatera Barat dengan promotor Mohammad Agus Yusoff.
Asrinaldi juga aktif sebagai peneliti pada lembaga Spektrum Politika, yang kerap melakukan survei politik. Dan tak heran jika, Asrinaldi sering diminta oleh berbagai kalangan sebagai konsultan politik. Dengan kata lain, dosen iya, pengamat iya, peneliti iya, konsultan iya juga.
Karena ketekunan dan kegigihan dalam mendalami ilmu politik, banyak jurnal yang diterbitkan, buah pemikiran dan gagasan soal politik, mengantarkan dirinya menjadi seorang profesor.
Apalagi untuk menjadi profesor tidaklah mudah. Salah satu syaratnya, banyak melahirkan tulisan/karya ilmiah baik jurnal nasional maupun internasional. Dan Asrinaldi membuktikannya. Secara akademis, dia sudah diakui sebagai guru besar ilmu politik. Pakar politik yang terukur. Selamat Profesor. (effendi). (sumber Harian Singgalang)