Ketua
DPRD Sumbar, Supardi, saat menghadiri kegiatan Assesmen Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem kabupaten/kota se-Sumatera Barat di Hotel
Farabi Kota Payakumbuh. (ist)
PAYAKUMBUH, ANALISAKINI.ID—Boleh saja tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial (DTKS) dan menerima sejumlah bantuan dari pemerintah. Tapi, jangan
terlalu lama. Kini, saatnya bekerja dan terus optimis, bersemangat untuk keluar dari kemiskinan itu.
Motovasi
itu dipaparkan Ketua DPRD Sumbar, Supardi, saat menghadiri kegiatan Assesmen
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem kabupaten/kota se-Sumatera Barat
di Hotel Farabi Kota Payakumbuh, baru-baru ini.
"Saya
ingin mengajak pada kita bersama untuk berusaha keluar dari DTKS. Jangan
terlalu lama kita dibantu pemerintah. Harus ada semangat untuk bekerja, dan
semangat keluar dari kemiskinan," ujar Supardi.
Supardi
mengatakan, orang Minang dengan filosofi ketahanan pangannya semestinya tidak
ada yang miskin. Dimana orang Minang memiliki rumah gadang dengan beberapa
rangkiang yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan juga sebagai
cadangan pangan.
Dikatakannya,
filosofi terkait ketahanan pangan ini harus terus dipegang sampai sekarang. Jangan
ada orang Minang yang kelaparan atau kurang gizi. Ditambah lagi Sumatera Barat
adalah negeri yang kaya, memiliki tanah yang subur, masyarakatnya juga dikenal
memiliki semangat gotong royong tinggi dan adat yang kuat.
"Maka
dari itu, tidak pantas orang Minang menyandang status miskin, miskin ekstrem
dan bahkan didera stunting. Jika angka kemiskinan ekstrem tinggi, stunting juga
tinggi, sama halnya kita ibarat ayam mati di lumbung padi. Itiak mati kehausan
di tobek," ucapnya.
Politisi
Gerindra itu mengatakan, untuk bisa berhasil dan lepas dari jerat kemiskinan,
kunci utama yang harus dibangun adalah sikap optimis. Tidak mesti tergantung
dengan modal.
Kalaupun
pun ada bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah, sifatnya adalah
pancingan agar usaha yang dimiliki bisa berkembang. Masyarakat juga harus pandai
menggunakan modal tersebut. Jangan sampai dibelikan untuk kebutuhan yang
tidak tepat.
"Intinya,
jalan begitu banyak diciptakan oleh Allah. Yang penting kita tidak berputus
asa, harus optimis karena keberhasilan dibangun dari sikap optimis, bukan
dari modal," tukasnya. (n-r-t)