Ketua DPRD Sumbar,
Supardi, menyerahkan sertifikat kepada peserta pertemuan Pilar-Pilar Sosial se Kota
Payakumbuh baru-baru ini di salah satu hotel di Bukittinggi, Jumat (28/06/2024).
(ist)
BUKITTINGGI,
ANALISAKINI.ID—Belakangan, masalah jadi online tengah mengobrak-abrik berbagai lini
kehidupan. Terlebih, kecanduan judi
online ini tidak hanya dialami oleh anak muda, tetapi juga memapar orang tua.
Ketua DPRD Sumbar, Supardi, SH mengaku prihatin dengan persoalan judi
online yang semakin merebak ini. Hal itu dikatakannya di hadapan peserta
Pertemuan Pilar Pilar Sosial se Kota Payakumbuh, yang digelar di
salah satu hotel di Bukittinggi, Jumat (28/06/2024).
Pertemuan Pilar Sosial yang digelar oleh Dinas Sosial Provinsi ini berasal
dari dana pokok pikiran (pokir) Ketua DPRD Sumbar, Supardi. Rencananya akan
digelar sebanyak 19 angkatan, khusus bagi masyarakat Kota Payakumbuh.
Pada kesempatan tersebut, dia pun mengimbau peran aktif seluruh masyarakat
untuk menghentinkan judi online ini. Kendatipun, katanya, persoalan judi dari
dulu adalah penyakit masyarakat yang sangat susah dihilangkan. Namun sekarang,
dengan gadget lebih mudah lagi mengakses judi tersebut.
Supardi menyebut, jika hanya mengandalkan pemerintah, maka mustahil bisa
memberantas persoalan sosial ini. "Ya, banyak kasus di lingkungan kita,
ayah dan anak, bahkan ibu ikut ikutan judi online melalui gadget masing masing.
Jika ini sudah terjadi bagaimana cara orang tua melarang agar anaknya tidak
terlibat judi. Yakinlah, judi ini adalah pintu gerbang untuk tindakan
kriminalitas lain," kata politisi Gerindra ini.
Untuk itu, dia minta jangan sampai "tungkek mambaok rabah". Jangan
sampai peserta pertemuan pilar sosial ini ikut pula main judi online. “Seharusnya
bapak dan ibu peserta adalah garda terdepan pemberantasan judi online
ini," tegas Supardi dihadapan 80 peserta Pertemuan Pilar Pilar Sosial
angkatan IV di Bukittingi.
Judi, kata Supardi, hanya salah satu persoalan sosial yang menjadi ancaman
masyarakat. Banyak persoalan lain seperti narkoba, LGBT, stunting, kemiskinan
dan beragam permasalahan lain.
Makanya, untuk mengatasi persoalan ini harus dilakukan secara bersama. Jangan
hanya mengandalkan Dinas Sosial saja atau pemerintah saja, tetapi semuanya
harus terlibat aktif melakukan pengawasan dan sosialisasi di lingkungan masing-masing.
Untuk diketahui, peserta pilar sosial ini berasal dari berbagai elemen
masyarakat, mulai dari karang taruna, organisasi sosial, organisasi perempuan,
serta tokoh adat dan tokoh masyarakat di Kota Payakumbuh.
Dalam pertemuan itu, peserta diberikan materi tentang berbagai hal, tetapi
yang menjadi fokus adalah mendeteksi persoalan sosial dan tindakan yang harus
dilakukan jika terjadi di lingkungan masing-masing.