Ketua DPRD Sumbar Muhidi dan pejabat
lainnya saat bersama keluarga Yayasan Rumah
Gadang Cerebral Palsy (Raga CP), yang memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-10,
Minggu (9/2/2025). (humasdprdsb)
PADANG, ANALISAKINI.ID--Yayasan Rumah Gadang Cerebral Palsy (Raga CP)
memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-10, Minggu (9/2/2025) di salah satu
ruang pertemuan gedung DPRD Sumbar. Dalam peringatan tersebut, dihadiri oleh
Ketua DPRD Sumbar Muhidi, Anggota DPD RI Muslim M Yatim, Gubernur yang diwakili
oleh Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Sumbar Lila Yanwar, Kadis Sosial Sumbar
Syaifullah dan lainnya.
Dalam peringatan itu, anak penyandang
Cerebral Palsy (CP), mempertunjukan sejumlah kepandaiannya, seperti melantumkan
hafalan ayat suci Al-Quran hingga menari keterbatasan motorik. Tidak hanya itu,
puluhan anak-anak CP yang hadir bersama orang tua pendamping juga mendapatkan
hadiah-hadiah hiburan dari Yayasan Raga CP.
Ketua DPRD Muhidi dalam sambutannya
mengatakan, untuk kelangsungan penyandang CP, DPRD Sumbar akan memberikan
dukungan dan perhatian. Silahkan ajukan kebutuhan untuk penanganan penyandang
CP melalui dokumen resmi, DPRD Sumbar akan menindaklanjuti melalui kebijakan
maupun anggaran.
"Ya, kita mengapresiasi keberadaan
Raga CP yang sudah 10 tahun memberikan dedikasi untuk menangani anak-anak CP, dan
semoga semakin maju dan berkembang nantinya," katanya.
Dia meminta Dinas Sosial (Dinsos) Sumbar
untuk memberikan perhatian khusus bagi penyandang CP. Katanya, jika anggaran
Dinsos tidak memadai, akan dibantu melalui pokok-pokok pikiran (Pokir) dewan.
Hal yang paling penting adalah pengajuan dokumen resmi karena DPRD dan Pemprov
akan membahas rencana anggaran 2026.
Sementara itu, pengurus Yayasan Raga CP, Hilya
mengatakan, Raga CP terus berkomitmen untuk mewadahi anak-anak penyandang CP
dengan semua sarana yang dimiliki. Diharapkan ke depan pemerintah daerah terus
memberikan perhatian lebih untuk anak-anak CP.
Lanjutnya, banyak orang tua tidak
mendapatkan akses pengetahuan untuk penanganan, sehingga mereka dirawat dengan
ilmu seadanya.
Hilya menjelaskan, anak penderita CP
memerlukan perhatian khusus, serta penanganan yang intensif, seperti
fisioterapi guna merangsang syaraf motorik pada tubuhnya. Dengan adanya
penanganan intensif, anak CP bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang tua
atau pengasuh.
"Ya, tidak semua orang tua
penyandang CP memiliki ekonomi kuat. Makanya, diharapkan pemerintah bisa
memberikan perhatian, terutama untuk alat bantu, seperti kursi roda,"
katanya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Sumbar Lila
Yanwar menjelaskan, CP merupakan masalah gangguan pada otak (gangguan
oksigenisasi), yang membuat terganggunya perkembangan syaraf motorik pada anak.
Menurut Kadis, hingga kini penyebab CP
belum bisa dipastikan, namun langkah awal pencegahan adalah dengan memantau
perkembangan ibu hamil, serta deteksi dini terhadap tumbuh kembang anak.
"CP memang tidak bisa disembuhkan,
namun jika kita melakukan deteksi dini, maka kita bisa membantu lebih awal
sehingga hambatan yang mungkin akan dialami si anak tidak menjadi lebih
berat," ujarnya.
Sementara itu, Anggota DPD RI Muslim M
Yatim saat itu menyerahkan bantuan uang tunai untuk Raga CP. Dia pun mendorong
Raga CP bisa memiliki kantor sendiri dan tidak mengontrak ngontrak lagi.
Diharapkan pemerintah dan pejabat daerah bisa merealisasikan itu.