Padang, Analisakini.id- Dalam menjalankan perintah Allah SWT untuk menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW dibantu oleh para sahabatnya. Salah satu sahabat yang berperan dalam hal itu adalah Ukasyah bin Mihshan RA.
Dirangkum dari buku Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi karya Muhammad Raji Hasan Kinas, Ukasyah bin Mihshan RA merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW keturunan bani Asadi. Ukasyah RA sering dipanggil dengan Abu Mihshan, yang artinya seorang pejuang dan pahlawan Islam sejati. Ia memiliki cita-cita untuk syahid.
Ukasyah RA mengikuti berbagai peperangan bersama Rasulullah SAW. Ia tidak pernah takut dalam menghadapi musuh-musuh Allah SWT. Bahkan, Rasulullah SAW menunjuk bahwa Ukasyah RA adalah prajurit berkuda Arab yang tangguh.
Ukasyah RA rajin menghadiri majelis Rasulullah SAW setelah hijrah ke Madinah. Ukasyah RA juga pernah mengikuti perang kecil yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy RA.
Suatu ketika, pasukan kecil tersebut istirahat di sebuah kebun kurma. Tiba-tiba, mereka melihat rombongan dagang milik Quraisy yang membawa bahan makanan dan barang dagangan lainnya.
Kemudian dengan dandanan seperti hantu, Ukasyah RA dan para sahabatnya menakut-nakuti kaum Quraisy tersebut. Kaum Quraisy yang ketakutan pun ditawan dan salah satu dari mereka dibunuh. Peristiwa ini terjadi pada bulan Rajab.
Setelah Rasulullah SAW mengetahui kejadian itu, beliau berkata, "Aku tidak memerintahkan kalian untuk berperang di bulan haram." Rasulullah SAW juga tidak mau menerima barang rampasan dan para tawanan itu.
Hal tersebut membuat Ukasyah RA dan para sahabat mendapat celaan dari seluruh kaum muslim. Namun, celaan tersebut berakhir ketika Rasulullah SAW mau menerima rampasan tersebut.
Selain perang kecil tersebut, Ukasyah RA juga mengikuti Perang Badar. Ukasyah RA mengerahkan seluruh kemampuannya dalam berperang.
Ukasyah RA berperang dengan tangkas dan penuh semangat hingga pedangnya patah. Ketika Rasulullah SAW memberinya sebatang kayu, kayu itu berubah menjadi pedang putih yang sangat mematikan saat dipegang oleh Ukasyah RA.
Dengan pedang itu, Ukasyah RA bertempur dengan semangat yang penuh hingga akhirnya Perang Badar dimenangkan oleh kaum muslim. Tidak hanya Perang Badar, pedang yang diberi nama al-'Awn yang berarti pertolongan itu digunakan Ukasyah RA dalam berbagai peperangan bersama Rasulullah SAW.
Ukasyah RA selalu ikut serta dalam peperangan melawan musuh Allah SWT. Pada 11 H, Ukasyah RA turut serta memerangi orang-orang murtad dan nabi-nabi palsu bersama pasukan Khalid bin al-Walid RA.
Ukasyah RA dan Tsabit bin Arqam RA diutus untuk memata-matai dan mencari kelemahan musuh. Namun dua musuh yang bernama Thulaihah dan Salamah mengetahui kedatangan mereka dan bertanya maksud kedatangan mereka.
Salamah langsung membunuh Tsabit RA, sedangkan Thulaihah kesulitan menjatuhkan Ukasyah RA. Hingga akhirnya, Ukasyah RA pun wafat karena sabetan pedang dan tusukan tombak musuh.
Khalid RA pun mengambil keputusan untuk menyerang musuh karena tak kunjung mendapat laporan dari Ukasyah RA dan Tsabit RA. Saat memasuki wilayah musuh, pasukan Khalid RA menemukan jenazah Ukasyah RA dan Tsabit RA.
Melihat jenazah dua sahabat dibunuh musuh, kaum muslim semakin bergelora untuk berperang. Mereka berjalan lebih cepat karena ingin segera bertemu musuh.
Demikianlah akhir perjalanan hidup Ukasyah bin Mihshan RA. Ukasyah RA akhirnya mendapatkan kesyahidan seperti yang dicita-citakannya.
Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa Ukasyah RA akan masuk surga tanpa melalui hisab. Diriwayatkan Imam Bukhari, Imran bin Hishin berkata, "Tak ada ruqyah (jampi) kecuali ruqyah untuk sakit mata atau demam."
Imran pun menanyakan riwayat itu kepada Said bin Jabir, ia berkata, "Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Diperlihatkan kepadaku umat-umat terdahulu. Aku melihat satu dan dua orang nabi lewat diikuti kaumnya masing-masing. Sementara seorang nabi lainnya tidak diikuti siapa pun. Kemudian awan yang sangat hitam menutupi langit di atasku. Aku bertanya, 'Apa ini?' Dikatakan kepadaku, 'Itu Musa dan kaumnya'."
(Dan) Dikatakan (lagi), "Lihatlah ke arah ufuk!"
Ternyata (langit) tertutup awan hitam. Kemudian dikatakan lagi kepadaku, "Lihatlah ke sini dan di ufuk langit!" Ternyata awan hitam benar-benar menutupi langit. Dikatakan kepadaku, "Itu adalah umatmu dan akan masuk surga dari mereka tujuh puluh ribu orang tanpa hisab."
Mereka berkata, "Kita adalah orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya. Berarti, mereka yang dimaksudkan dalam sabda beliau adalah kita, atau mungkin anak-anak kita yang lahir dalam Islam, sementara kita dilahirkan pada masa Jahiliah."
Rasulullah SAW yang mendengar perbincangan mereka pun bersabda, "Mereka adalah orang yang tidak mendengar hal buruk, tidak berputus asa, tidak terburu-buru, dan kepada Tuhan mereka bertawakal."
Ukasyah RA bertanya, "Apakah aku termasuk dalam kelompok mereka, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Benar". (sumber : detikcom)