arrow_upward
Selasa, 1 April 2025

MENGENAL SAHABAT RASULULLAH SAW (32), Zaid bin Tsabit, Penghimpun Mushaf Al-Qur'an

Jumat, 28 Maret 2025 : 09.20

 


Padang, Analisakini.id- Zaid bin Tsabit adalah salah satu sahabat Nabi SAW. Sebagai sosok yang dikenal cerdas, Zaid pernah mempelajari bahasa Ibrani dan menguasainya hanya dalam waktu singkat.

Dikisahkan dalam buku Sosok Para Sahabat Nabi susunan Dr Abdurrahman Raf'at Al-Basya dan Abdulkadir Mahdamy, kecerdasan dan kejujuran yang dimiliki Zaid menjadikan dirinya sebagai penulis wahyu Nabi Muhammad SAW. Berkat jasa Zaid, kini umat Islam dapat membaca Al-Qur'an secara utuh.

Menukil buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X tulisan H Abu Achmadi dan Sungarso, pemilik nama lengkap Zaid bin Tsabit an-Najjari al-Anshari lahir pada 612 M. Dirinya merupakan keturunan Bani Kazraj yang mulai menetap bersama Nabi SAW ketika beliau hijrah ke Madinah.

Zaid bin Tsabit berhasil meriwayatkan 92 hadits yang 5 di antaranya disepakati bersama Imam Bukhari dan Muslim. Bukhari juga meriwayatkan 4 hadits lainnya yang bersumber dari Zaid, sementara Muslim meriwayatkan 1 hadits lain dari Zaid, seperti dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah karya Harjan Syuhada dan Fida' Abdillah.

Zaid bin Tsabit diangkat sebagai ulama di Madinah pada bidang fikih, fatwa, dan faraidh atau waris. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Zaid diangkat menjadi bendahara.

Sementara itu, pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan, Zaid ditugaskan sebagai pengurus Baitul Maal. Bahkan, Umar dan Utsman melantik Zaid sebagai pemegang jabatan khalifah sementara ketika mereka menunaikan ibadah haji.

Dikutip dari buku Ikhtisar Tarikh Tasyri' oleh Dr H Abdul Majid Khon MAg, perang yang pertama diikuti oleh Zaid bin Tsabit adalah perang Khandaq. Sedangkan pada Perang Tabuk, dirinya dipercaya oleh Nabi SAW untuk membawa bendera bani Malik bin Najjar yang dipegang oleh Imarah bin Hazm.

Imarah lalu bertanya kepada Rasulullah, "Apakah sampai kepada engkau tentang aku?"

Nabi SAW menjawab,"Tidak, tetapi Al-Qur'an didahulukan dan Zaid lebih banyak mengambilnya daripada kamu." (HR Al Hakim dalam Al-Mustadrak)

Dalam riwayat lainnya, Nabi SAW bahkan menyebut Zaid bin Tsabit sebagai orang yang paling alim. Berikut bunyi sabdanya,

"Orang yang paling alim ilmu faraidh di antara kamu adalah Zaid bin Tsabit." (HR Ahmad)

Ridha Anwar dalam buku Seri Sahabat Rasulullah: Zaid bin Tsabit menyebut bahwa Zaid memiliki tulisan yang indah. Dengan kemampuan Zaid yang cerdas dan hebat itu, Nabi SAW bisa mengirim surat perjanjian kepada para pemuka kaum Yahudi dengan menggunakan bahasa mereka.

Bahkan ketekunan Zaid dalam mencatat dan mengumpulkan wahyu Nabi SAW ia susun dengan rapi. Catatan itu Zaid tulis di pelepah daun kurma, kulit hewan, atau pun tulang hewan.

Selepas Nabi Muhammad meninggal dunia, para penghafal Al-Qur'an satu per satu gugur di medan perang. Umar bin KHattab kala itu khawatir Al-Qur'an akan hilang bersama para penghafalnya.

Akhirnya, ia mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar untuk menghimpun. Mereka sepakat mengumpulkan lembaran ayat-ayat Al-Qur'an menjadi satu mushaf dan mengutus Zaid untuk melaksanakan tugas tersebut.

Zaid mendatangi para penghafal Al-Qur'an yang masih hidup. Dengan cermat, ia mencocokkan catatan dan hafalan mereka hingga akhirnya terciptalah mushaf Al-Qur'an yang dapat dibaca oleh umat Islam. Begitu besar jasa Zaid bin Tsabit bagi kaum muslimin. (sumber : detik.com)


Bagikan

Terbaru

Copyright © 2025 Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved