arrow_upward
Senin, 7 April 2025

Pesisir Selatan Bersinar Kembali

Kamis, 03 April 2025 : 22.09
Oleh
Muhayatul, SE., M.Si
(Ketua Fraksi PAN DPRD SUMBAR)

Pesisir Selatan (Pessel) bersinar kembali. Sebuah ungkapan bermakna Pessel akan terus berkembang dan maju. Harapan yang diinginkan masyarakat Pessel akan membawa kesejahteraan dan kemakmuran.

Pessel merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam lingkungan administrasi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), terletak di wilayah pantai barat Sumatera. Berbatasan dengan Kota Padang sebelah utara membuat Pessel menjadi tempat strategis dalam perekonomian.  

Kemudian berbatasan dengan Solok, Solok Selatan, Kerinci dan Sungai Penuh sebelah Timur menjadikan Pessel yang topografi wilayahnya terdiri dari dataran, gunung dan perbukitan yang merupakan perpanjangan gugus Bukit Brisan dan termasuk Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Selanjutnya berbatasan dengan Provinsi Bengkulu sebelah Selatan membuat Pessel menjadi wilayah perbatasan dan menjadi pintu masuk ke Sumbar. Lalu , berbatasan langsung pula dengan Samudera Hindia sebelah Barat menjadikan Pessel dengan wilayah pantai berpotensi melimpah, baik sektor perikanan dan pariwisata secara dominan.

Wilayah Pessel secara geografis terdiri dari pantai, perbukitan dan gunung membuat Pessel memiliki panorama keindahan alam yang sangat melimpah. Inilah yang mendasari banyaknya potensi objek wisata sehingga tidak salah Pessel mendapatkan julukan “Negeri Sejuta Pesona”.

Memiliki luas wilayah 5.749,89 km persegi dan garis pantai 234 km membuat Pessel menjadi wilayah yang memiliki potensi wisata pantai yang besar dan didukung dengan keindahan pemandangan Samudera Hindia yang memukau. Sehingga tidak salah pemerintah kabupaten Pessel menjadikan wisata alam menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) paling besar setelah industri.

Mengandalkan potensi alam yang sangat memukau, salah satunya adalah panorama pantai yang sangat indah, seperti Pantai Carocok, Pulau Cingkuak dan Mandeh, menjadikan destinasi favorit wisatawan setiap libur lebaran. 

Menawarkan keindahan matahari terbenam dan akses mudah ke Pulau Cingkuak serta memiliki nilai sejarah sebagai bekas benteng kolonial. Bahkan menjadi nilai riligius dengan kehadiran Mesjid Samudera Illahi membuat pantai Carocok banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun penjuru Indonesia hingga wisatawan mancanegara.

Kemudian, kehadiran Mandeh sebagai “Raja Ampat dari Barat” menjadi nilai tawaran sendiri bagi pengunjung. Keindahan gugusan pulau-pulau kecil dan air laut yang sangat jernih benar-benar menggoda pengunjung. 

Menjadi objek wisata yang dominan dikunjungi wisatawan, Pantai Carocok dan Mandeh dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat, terutama masyarakat yang bergerak di bidang UMKM. Apalagi data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Pesisir Selatan menunjukkan pada  2017 wisatawan yang berkunjung 2.350.000 orang, 2018 sebanyak 2.470.000 orang dan 2019 sebanyak 2.065.862 orang. Rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Pessel mencapai 2 jutaan. Pantai Carocok dan Mandeh menjadi kunjungan yang dominan bagi wisawatan. Pada masa inilah wisata Pessel menjadi salah satu primadona di Sumbar untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Namun, sejarah kelam menguncang wisata Pessel selama beberapa tahun belakangan. Julukan “Negeri Sejuta Pesona” tidak lagi menjadi patron wisatawan untuk mengunjungi Pessel lagi. Bahkan objek wisata pun tidak lagi terkelola dengan baik. Kondisi ini terjadi sekitaran tahun 2021 sampai 2024, dimana jumlah wisata yang berkunjung ke Pessel pada saat lebaran sangat turun drastis. 

Badan Pusat Statistik (BPS) Pesisir Selatan menunjukkan data pada 2023, sebanyak 300.000 orang mengunjungi Pessel. Bahkan sangat mirisnya pada 2024 semakin turun 25% atau 230.000 orang dari tahun 2023. Kondisi ini sangat jauh berbeda antara tahun 2017-2019 dengan 2021-2024 atau terjadi dimasa dua kepemimpinan pemerintahan yang berdeda antara Hendrajoni dengan Rusma Yul Anwar. Penyebab terjadi penurunan yang sangat drastis ini bisa dilihat dari faktor pengelolaan wisata, dimana objek wisata yang belum efektif pengelolaannya sehingga mempengaruhi kualitas pengalaman wisawatan. Kemudian persaingan dengan destinasi daerah lain, salah satu cara untuk bersaing dengan destinasi daerah lain dapat dilakukan dengan mengembangkan inovasi baru, akan tetapi kurangnya inovasi dalam mengembangkan objek wisata Carocok dan Mandeh beberapa tahun belakangan ini menjadi penyebab menurunnya minat pengunjung wisatwan kesana. 

Selanjutnya faktor keamanan dan keselamatan. Kita bisa melihat beberapa tahun belakangan ini wisata Pantai Carocok dan Mandeh selalu dikekangi dengan aksi premanisme dan pungutan liar, seperti aksi pemaksaan.

Biaya parkir tidak jelas ini menyebabkan pengunjung merasa tidak nyaman dan mempengaruhi citra daerah. Apalagi premanisme dan pungutan liar menjadi musuh utama di Pessel. Terakhir kualitas pelayanan, faktor ini menjadi sentral dimana menjadi tiang dari kenyamanan dan keamanan pengunjung. Namun kondisi ini sangat prihatin dimana bisa dlihat ketidakefektifnya sistem parkiran, fasilitas yang tidak terawat dan sistem pedagang yang semberaut.

Kondisi wisata Pessel ini terkhusus wisata pantai Carocok dan Mandeh yang menjadi objek vital wisata Pessel patut dibenahi. Evaluasi perlu dilakukan apalagi dalam menyambut libur lebaran tahun 2025 ini. 

Pada masa pemerintahan Bapak Hendrajoni dan Bapak Risnaldi Ibrahim tentunya menjadi harapan baru bagi wisata Pessel. Sejauh dari pengamatan penulis lihat sudah ada langkah konkrit dalam membenahi kondisi tersebut, seperti membrantas premanisme dan pungutan liar, pembenahan sarana wisata, penataan kembali para pedagang yang tendanya menghalangi tempat parkir dan menempatkan ke kios pujasera agar lebih rapi, menerbitkan karcis resmi dengan standar harga sesuai kendaraan wisatawan dan penunjukan petugas resmi dari pemerintah.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah melakukan promosi wisata dengan mengadakan event besar yang mendatangkan artis minang ternama seperti Upiak Isil, Big Heru dan lainnya.

Langkah konkrit 100 hari pertama pemerintahan Bapak Hendrajoni sebagai Bupati Pesisir Selatan yang sudah dilakukan perlu di apresiasi. Kenapa tidak, memiliki perhatian khusus pada sektor wisata dengan membuat kebijakan strategis dalam menata kembali tata kelola objek wisata pesisir selatan akan mampu membuat “Pesisir Selatan kembali Bersinar” setalah beberapa tahun meredup.

Inilah yang penulis maksudkan dengan langkah-langkah yang tepat dengan strategi yang matang dan memiliki perhatian dalam sektor wisata tentu akan bisamengembalikan citra atau julukan Pesisir Selatan “Negeri Sejuta Pesona” dan “Pesisir Selatan Bersinar Kembali. Semoga!
Bagikan

Terbaru

Copyright © 2025 Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved